Legenda Gunung Anyar Surabaya
Kota saya yang tidak akan percaya kalau mempunyai dua Gunung yang satu berada disebelah barat dan satunya lagi disebelah timur pojok selatan kota Surabaya yaitu di kecamatan Gunung Anyar. Retakan bumi dari arah selatan di kota Porong pecah menjadi dua yang satu retakan disebelah timur kota Surabaya yaitu menuju ke Gunung Anyar dan arah-nya terus ke-utara sampai ke laut dan daratan pulau Madura. Sebelah barat kota Surabaya retakan-nya menuju ke Gunung Sari dekat Karah dan retakan-nya terus ke-utara. Retakan sebelah barat menjadi Gunung Sari dan sebelah Timur menjadi Gunung Anyar.
Gunung Anyar ini juga mempunyai kawah yang mengeluarkan lumpur terus-menerus dari jaman dulu sampai sekarang, akan tetapi debit lumpur-nya kecil tidak membahayakan sekitarnya, dari kawah lumpur yang keluar ini juga menambah tingginya gunung itu tapi memerlukan waktu yang lama. Tinggi gunung itu sekarang kurang lebih setinggi rumah tingkat dua dan diperkirakan tingginya dari permukaan tanah kurang lebih sepuluh meter. Inilah uniknya sebenarnya gundukan tanah akan tetapi disebut gunung juga inilah kenyataan sekarang. Sebelumnya juga penulis bertanya dalam hati, aneh ya gundukan tanah kok disebut gunung ?
Bukan berhenti saja sampai disitu apa penyebabnya buka Gunung kok disebut Gunung, dari rasa ingin tahu ini penulis juga bertanya kepada teman kerja yang rumahnya di Gunung Anyar itu, tapi teman saya itu tidak tahu sebabnya mengapa kok disebut Gunung. Suatu saat kebetulan penulis bicara ngobrol dengan seorang sopir, katanya asli orang Gunung Anyar dan penulis berkata aneh ya Gunung Anyar itu kecil tidak seperti layaknya gunung-gunung ukurannya besar. Disinilah kemudian supir itu bercerita, ceritanya itu dari nenek moyangnya yang diceritakan terus turun-temurun sampai sekarang, supir itu asli orang Gunung Anyar.
Gunung Anyar dulunya merupakan gunung yang besar dan gunung yang normal yaitu termasuk gunung hidup kawah-nya merupakan kawah api dan bukan lumpur. Kehidupan di Gunung Anyar merupakan kehidupan diatas gunung yang lengkap dengan lembah dan tebing. Kehidupan sebagian besar rakyat bertani dan berkebun dengan tanah yang subur. Pesan dari nenek moyangnya jika hidup di Gunung Anyar ada larangan tidak boleh nggedukno Wakul (memukulkan Wakul posisi Wakul tengkurap). Wakul adalah tempat menyimpan nasi sesudah di tanak, nasi ditempatkan dalam Wakul. Wakul ini terbuat dari anyaman bambu. Pesan ini turun-temurun diperhatikan oleh rakyat dari generasi ke generasi yang hidup di Gunung Anyar. Jika dilanggar akan ada bencana besar begitu keterangan yang disampaikan kepada anak cucunya.
Dari larangan ini semua masyarakat berhati-hati dan mematuhi pesan leluhurnya, masyarakat selalu ingat akan pesan leluhurnya. Suatu suatu pagi saat Matahari terbit ada seorang Ibu yang memanggil anak gadisnya supaya membantu di dapur. Dengan senang hati gadis itu membantu Ibunya di dapur ikut memasak bikin sayur. Nasi yang di tanak Ibu gadis itu sudah masak dan Wakulnya belum dicuci maka Ibu itu memanggil anak gadisnya supaya membantu mencuci Wakul yang masih ada bekas nasi-nya itu.
Diambilnya Wakul itu dan dibawah ketempat mencuci, akan tetapi untuk membersihkan wakul yang masih ada nasinya yang menempel agak sulit pikirnya dan di dekatnya ada sebongkah batu besar, maka secara tak disengaja dan lupa pesan leluhurnya yaitu Wakul itu di gedugkan (dipukulkan) ke batu pada posisi tengkurap supaya bekas nasi-nya jatuh ke Bumi dan mencuci-nya lebih muda. Dari kelalaian ini maka secara langsung terjadilah bencana, bumi bergetar terjadi gempa dahsyat, angin puting beliung menyapu gunung itu, mendung tebal dan langit gelap hujan turun dengan deras-nya.
Bencana berlangsung sampai empat puluh hari empat puluh malam dan berakibat hancur-nya kehidupan di Gunung itu dan sekitarnya. Dari besarnya bencana ini sampai empatpuluh hari empat puluh malam perubahan besar terjadi, kehidupan di Gunung itu musnah dan bentuk gunung yang tadinya merupakan gunung yang tinggi dan kokoh itu berupa menjadi gunung kecil yaitu berupa gundukan tanah, sedangkan kawah yang sebelum terjadi bencana itu merupakan kawah api Magma yang membara kini berubah menjadi kawah kecil berupa kawah lumpur dan cairan lumpur itu tetap masih ada dan tetap mengeluarkan lumpur dengan debit yang kecil. Kawah lumpur Gunung Anyar ini menurut para ahli dan photo satelit merupakan jalur retakan Bumi sebelah timur dan merupakan jalur lumpur Lapindo.
Kategori klik dibawah ini:
Legenda Gunung Penanggungan
Legenda Gunung terbesar dan tertinggi di Pulau Jawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya sangat Gembira dan ber-terimakasih atas Perhatian Anda,kritik dan saran Anda...Kami perlukan demi kemajuan Kita bersama dan Terimakasih.