"Selamat datang di blog ufo-spiritual.blogspot.com"

Semoga bisa memberikan INSPIRASI kepada Anda

Gambar Senjata Trisula Weda, Ratu Adil + 939

Gambar Senjata Trisula Weda, Ratu Adil + 939
Gambar hasil dari Apresiasi "Bait Terakhir Ramalan Jayabaya"

Halaman Khusus untuk Ramalan Jayabaya.

Khusus untuk Artikel-artikel Ramalan Jayabaya, bembahasan lebih luas "Senjata Trisula Weda", untuk Artikel-artikel lhusus ini yaitu Senjata Trisula Weda yang ke-4 dan seterusnya Silahkan Anda Kunjungi di Blog Khusus : http://trisulaweda939.blogspot.com/

Minggu, 20 Januari 2013

Senjata Trisula Weda ke-2



Senjata Trisula Weda
Ratu Adil + 939
(bagian ke-2)


A. Senjata Trisula Weda.

Bait terakhir ramalan Jayabaya mengandung nilai makna yang tersurat, penafsiran yang tersirat, juga berupa Sandi dan lainnya, dari Sandi yang terpecahkan terbaca isi yang terkandung ternyata mengandung ajaran Budi Pekerti Adiluhung, ada juga sedikit mengenai Hukum dan Tata Negara. Pembahasan Trisula Weda pada bagian kedua ini Kita fokuskan ke Budi Pekerti Adiluhung, Kita perlu memahami dulu apa sebenarnya Senjata Trisula Weda yang dibawa oleh Ratu Adil, Kita kaji dari beberapa sumber sebelum kita membahas hal ini lebih lanjut.

1. Arti kata Senjata Trisula Weda
  1. Senjata adalah alat untuk, perlindungan Diri, berkelahi, menyerang, berperang.
    Senjata dalam ajaran Trisula Weda adalah untuk memerangi dan menundukkan sifat dan nafsu hewani di dalam diri Manusia itu sendiri, supaya menjadi Manusia Berbudi Pekerti Adiluhung hidup harmonis sebagai Manusia Seutuhnya.

    "Senjata adalah suatu alat yang digunakan untuk melukai, membunuh, atau menghancurkan suatu benda. Senjata dapat digunakan untuk menyerang maupun untuk mempertahankan diri, dan juga untuk mengancam dan melindungi. Apapun yang dapat digunakan untuk merusak (bahkan psikologi dan tubuh manusia) dapat dikatakan senjata. Senjata bisa sederhana seperti pentungan atau kompleks seperti peluru kendali balistik".
    (http://id.wikipedia.org/wiki/Senjata)
  2. Trisula adalah merupakan Senjata bermata tiga (senjata Dewa).
    "Makna warna Biru dalam Dewata Nawa Sanga berada di Timur Laut dengan Dewa Sambu bersenjata Trisula, dengan tanda lingkungan awan tebal memiliki makna budaya penyatuan matahari dan laut, keseimbangan alam, penyatuan kebangkitan, pemeliharaan, pemusnahan dan kebebasan rohani".
    (http://cakepane.blogspot.com)
  3. "Weda adalah berasal dari bahasa Sanskerta, bahasa Indonesia berarti "ilmu pengetahuan", Secara etimologi kata Weda berakar dari bahasa Sanskerta kata "vid", yang berarti "mengetahui", umat Hindu percaya bahwa isi Weda merupakan kumpulan wahyu dari Brahman (Tuhan) dan merupakan kitab suci agama Hindu".
    (http://id.wikipedia.org)
    Sumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi.
    (www.parisada.org)
** Dari beberapa sumber seperti makna petikan diatas Senjata Trisula Weda dapat Kita jabarkan :

Senjata Trisula Weda pemberian Dewa yang dibawa oleh Ratu Adil adalah ajaran suci Wahyu dari Tuhan, bersimbol Senjata Trisula Weda satu pasang yaitu Trisula Weda Raja (laki-laki) dan Trisula Weda Ratu (perempuan). Satu pasang Senjata Trisula Weda ini juga merupakan simbol kehidupan dan Jagad raya identik dengan simbol Lingga dan Yoni yang banyak terdapat pada peninggalan Purbakala pada Candi-candi.

2. Pedoman Senjata Trisula Weda.

Mengapa Kita harus berpedoman pada Senjata Trisula Weda ini marilah Kita lakukan pengkajian kebenarannya dan bagaimana falsafah yang terkandung dalam ajaran senjata Trisula Weda itu. Kita perlu mengupas apa yang terkandung dalam ajaran Trisula Weda sebelum Satrio Piningit mengajarkan ajaran Trisula Weda, hal yang Kita kupas sebenarnya adalah Kebenaran, Kebenaran sejati merupakan suatu hal yang pasti dan logis, baca uraian singkat di bawah ini.
  1. Jejeg atau tegak lurus (Vertikal) adalah merupakan hubungan Kita dengan Tuhan, Kita percaya bahwa adanya Dunia dan jagad raya ini berasal dari sebab dan akibat yang diciptakan oleh Tuhan dan Kita seharusnya selalu ingat apa yang kita kerjakan merupakan rasa bakti dan terima kasih kepada Tuhan dengan hati yang tulus, berbuat baik dan memperlakukan baik terhadap sesama makhluk ciptaan-Nya, hal ini selaras dan Harmonis dengan keteraturan hukum-hukum alam.
    Contoh : Matahari mengelilingi pusat Galaksi, Bumi mengelilingi Matahari dan Bulan mengelilingi Bumi, semuanya berada pada jalur masing-masing, andai keluar dari jalurnya yang terjadi adalah kehancuran, disinilah siapa yang melanggar hukum alam akan hancur dan binasa. Ratu Adil mengajarkan Budi Pekerti Adiluhung yang sesuai dan selaras dengan Keharmonisan hukum Alam dengan pedoman Senjata Trisula Weda.
    * Warna Kuning Emas pada Senjata Trisula Weda adalah menggambarkan Spiritual tinggi yang sudah dapat pencerahan dari Tuhan, siapa yang belajar dan melaksanakan ajaran Trisula Weda dalam kehidupan akan mendapat pencerahan! *
  2. Horizontal adalah untuk hidup Harmonis berdampingan sesama makhluk ciptaan Tuhan. Pada Senjata Trisula weda berada pada pangkal gagang atau pangkal danganan Senjata Trisula Weda berupa simbol empat warna untuk Trisula Weda Raja segi lima untuk Trisula Weda Ratu lingkaran identik dengan (Lingga dan Yoni) yang merupakan simbol kehidupan dan Jagad raya pada sisi kelahiran Manusia, pada proses kelahiran Manusia yaitu :
    1. Pertama yang keluar adalah air kawah berwarna Putih, Kakang Kawah sebagai saudara tua berwujud gaib berwarna Putih, sebagai arah Timur. (bhs Jawa : Kakang Kawah = bhs Indonesia : Kakak Kawah)
    2. Kedua yang keluar adalah Diri Kita (Pancer) manca warna atau warna-warni arah di tengah disebut Pancer yaitu Diri Kita yang sebenarnya berwujud materi dan roh (Jasmani dan Rohani) dengan berbagai nafsu dan keinginan.
    3. Ketiga yang keluar adalah Ari-ari (Placentra) berwarna Kuning, Adi Ari-ari sebagai Adik pertama berwujud gaib berwarna Kuning, sebagai arah Barat.
    4. Keempat yang keluar adalah getih (darah) berwarna Merah sebagai Adik kedua berwujud gaib berwarna Merah, sebagai arah Selatan.
    5. Kelima adalah berasal dari tali Pusar Kita dipotong dari Ari-ari selanjutnya berwarna hitam sebagai Adik ketiga, sebagai arah di Utara.
    Dari proses Kelahiran ini Empat Saudara Kembar itu diakui keberadaannya sebagai Saudara Kembar Empat yang lahir bareng sehari, pada Tradisi Jawa ada perlakuan dan cara khusus untuk menghormati dan menghargai Keempat Saudara Gaib itu, dari proses kelahiran ini dengan Empat Saudara Kembar dikenal dengan Dulur Papat Limo Pancer.

    Dari 4 macam warna kelahiran adalah menjadi 4 arah mata angin urutan searah jarum jam ; Timur berwarna Putih, Selatan berwarna Merah, Barat berwarna Kuning, Utara berwarna Hitam. Dari 4 warna itu kemudian diperbanyak menjadi 8 warna dan 8 arah mata angin dan yang di tengah Manca Warna adalah Diri Kita Sendiri. (lengkapnya ada 9 warna dan arah mata angin). Kita hidup menempati ruang dan waktu berdampingan hidup dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan, dalam hidup sesama makhluk ciptaan Tuhan kita harus berusaha keras untuk hidup Harmonis yaitu Berbudi Pekerti Adiluhung berpedoman Senjata Trisula Weda dari Ratu Adil.
Senjata Trisula Weda terdiri atas sepasang senjata yaitu Senjata Trisula Weda Laki-laki (Raja) dan Senjata Trisula Weda Perempuan (Ratu), senjata sepasang ini identik dengan Lingga dan Yoni penggunaan satu pasang senjata Trisula berbeda antara Trisula Weda Raja dan Trisula Weda Ratu, ikuti penjelasan dibawa ini:
  1. Senjata Trisula Weda Raja, untuk menjaga keharmonisan hidup dengan yang lain Kita harus berpegang dan berlaku jujur sehingga Kita bisa melaksanakan dan menjalankan kebenaran, kebijaksanaan dan keadilan, jika Kita melepas kejujuran maka gugurlah tiga hal itu, hal ini Kita harus menggunakan Senjata Trisula yang berada pada pegangan tangan kanan yaitu Trisula Weda Raja untuk menyerang. Trisula weda ini sebenarnya fokus pada Hukum dan penegak Hukum. Kejadiannya dapat terjadi pada pengalaman hidup orang awam dimana kebenaran dan Keadilan harus ditegakkan dengan Senjata Trisula Weda Raja. Harus di ingat kebenaran dan Keadilan bisa ditegakkan kalau Kita berpegang kejujuran dan Kebijaksanaan, Trisula Weda Raja ini untuk menegakkan Kebenaran dan Keadilan.
    (Simbol gambar semua ketajaman mata Senjata Trisula Weda menghadap ke atas atau menghadap kedepan)
  2. Senjata Trisula Weda Ratu, pada kategori persoalan yang berbeda dengan karakter Trisula Weda Raja, untuk menjaga supaya keharmonisan hidup tetap terjaga yaitu dengan menggunakan Trisula weda Ratu, dimana kita harus menyembunyikan kebenaran dan kejujuran. Kita harus bijaksana dan adil, dengan keadaan ini Kita gunakan Trisula Weda Ratu satu ketajaman matanya pada Benar menghadap ke bawah atau ke belakang, Trisula Weda Ratu merupakan pegangan tangan kiri. Trisula Weda Ratu ini untuk tangkisan buang (menangkis dan dibuang), segala sesuatu yang buruk dengan Trisula Weda Ratu ini Kita tangkis dan Kita buang.

    Jika Kita menjadi penengah diantara persoalan dari yang bermusuhan seseorang atau kelompok, berlainan waktu sama-sama mengadukan saling menghina dan mencela maka Kebenaran dan Kejujuran tidak Kita pakai diantara yang bermusuhan, jika Kita berlaku benar dan Jujur mengatakan apa yang dikatakan kepada masing-masing di antara yang bermusuhan yang akan terjadi adalah perkelahian, maka kata-kata keduanya yang mengandung inti permusuhan Kita sembunyikan dan yang harus Kita lakukan adalah berusaha untuk mendamaikan kedua pihak dengan kata-kata Bijak.
    (simbol gambar satu mata pada Benar Senjata Trisula Weda tajamnya menghadap kebawah atau menghadap kebelakang)
Dari pedoman Senjata Trisula Weda ini secara horizontal hidup Kita lebih fleksibel dan dapat harmonis dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan sehingga hidup Kita sehat lahir batin, demikian juga hubungan Vertikal kepada Tuhan akan lebih fokus.

3. Uraian ajaran yang terkandung dalam Senjata Trisula Weda Raja & Ratu.

Untuk mempelajari bagian-2 ini perlu pemahaman bagan gambar dan penjelasan pada bagian-1, pahami gambar nanti dengan sendirinya Anda mudah mengerti dan dapat mempraktekkan pada kehidupan nyata dengan hati yang tulus.
  1. Benar, adalah hal yang hakiki, sesuai dengan kenyataan, dalam praktek di kehidupan ini jangan sampai melanggar hukum. Hukum ada yang tertulis dan tidak tertulis. Hukum tertulis adalah hukum Pidana dan Perdata, hukum yang tidak tertulis. hukum adat. Kebenaran juga berada pada masing-masing Agama dan Kepercayaan dimana Kita tidak boleh berebut Kebenaran, jika Kita berebut kebenaran akan terjadi saling menyalahkan dan menjadi keduanya salah, tidak dapat mengetahui Kebenaran Sejati. Bertetangga dan dengan lingkungan Kita harus berusaha keras bertindak laku benar supaya Harmonis dan juga dengan alam supaya selaras dengan alam.
  2. Bijaksana, sebagai Manusia hidup Kita harus selalu bijaksana, Untuk mencapai Kebijaksanaan diperlukan kecerdasan dan kecermatan untuk meneliti dan memahami sesuatu persoalan, maka Kita harus selalu belajar memilah dan menimbang persoalan sehingga tercapai hasil yang bijaksana. Untuk mencapai hasil yang bijaksana diperlukan ketulusan hati.
  3. Adil, Untuk berbuat adil diperlukan hati yang bersih, tidak boleh pilih kasih atau berat sebelah maka hasil yang adil itu bisa dicapai. Dalam jaman Ratu Adil akan ada perbaikan menyeluruh pada semua tingkatan sehingga siapa yang melanggar hukum akan terkena akibatnya dan siapa saja tidak dapat menghindari hukum, hukum ditegakkan dan Keadilan tercipta jadi kenyataan.
  4. Jujur, terletak pada pegangan atau danganan dimana Kita barus berpegang pada kejujuran untuk menegakkan Kebenaran, Kebijaksanaan dan Keadilan, dari kejujuran ini Kebenaran dapat Kita tegakkan, jika satu ini lepas maka lepaslah ketiganya yaitu menjadi tidak benar, tidak bijaksana, tidak adil.
  5. Jejeg (Vertikal), merupakan simbol hubungan Vertikal yaitu hubungan dengan Tuhan. Tuhan yang menciptakan Kita, Jagad Raya dan isinya maka hubungan Kita dengan Tuhan jangan sampai lupa, Kita harus berusaha keras untuk selalu mengingat Tuhan, diantaranya adalah mengingat nama-nama Tuhan dalam hati, semua gerak dan perbuatan Kita karena Tuhan marilah Kita berbuat baik, rejeki lahir dan batin semuanya dari Tuhan dan mensyukuri pelimpahan nikmat serta rahmat-Nya.
  6. Empat warna : Putih, Kuning, Merah, Hitam empat warna ini berhubungan langsung dengan simbol Lingga dan Yoni, merupakan simbol kehidupan hubungan horizontal kepada sesama makhluk ciptaan-Nya (Jagad raya dengan isinya), juga Kita harus ingat kepada kelahiran Kita dilahirkan ke Dunia ini dengan perantara seorang Ibu. Diri Kita berada di arah tengah mata angin sebagai Pancer yaitu manca warna (berbagai macam warna), sedangkan empat warna berada pada empat penjuru mata angin, urutan searah jarum jam (warna Putih di Timur, warna Merah di Selatan, warna kuning di Barat, warna Hitam di Utara), juga Kita Harus ingat kepada leluhur Kita dimana Kita harus meneruskan untuk menjalankan Kebaikan terutama Budi Pekerti Adiluhung yang pernah dijalankan pada jaman Buda. Ratu Adil membawa misi ini untuk mengembalikan ke jaman Buda atau jaman Budi Pekerti Adiluhung dengan pedoman Senjata Trisula Weda.
  7. Landhepe Triniji Suci, tajamnya tiga menjadi satu nan suci atau tajamnya tritunggal nan suci. Ketiga bagian pada Trisula Weda ini jika siapa saja dapat menyatukan dan melaksanakan dalam kehidupan yaitu harmonisnya hubungan horizontal dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan dan secara Vertikal yaitu hubungan harmonis dengan Tuhan akan menjadi Manusia punya kelebihan (sakti).
B. Kedatangannya Ratu Adil membawa Senjata Trisula Weda.

Datangnya Ratu Adil dengan Tim Satrio Piningit di Dunia ini untuk membimbing Manusia kembali ke jalur Selaras-nya alam dan keteraturan Jagad Raya. Dengan Senjata Trisula Weda, kekuatan alam, makhluk halus dan Tim Satrio Piningit yang dipimpin Ratu Adil akan dapat mengubah kehidupan Dunia dari yang kacau dan serba terbalik itu untuk menjadi selaras dengan hukum alam dan Jagad raya hingga kembali menjadi Harmonis. Siapa yang membantah akan cepat musnah atau mati (baca bait-166).

Bait 159 menjelaskan kedatangannya Ratu Adil tampil menduduki kekuasaan Ratu, disini jelas Ratu Adil adalah Laki-laki dan merupakan Manusia pilihan Tuhan. Jaman yang serba terbalik akan dikembalikan pada garis jaman Adil dengan Senjata Trisula Weda yang kekuatannya tiada bandingnya akan dimulai pembalikan jaman pada mula kehadirannya, kuasanya sampai seluruh penjuru Dunia ("bahasa Jawa : sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu = bahasa Indonesia : pada delapan penjuru arah mata angin, menduduki kekuasaan Ratu").

Kekuatan yang menyatu pada Ratu Adil dengan Tim Satrio Piningit yaitu diantaranya adalah Senjata Trisula Weda, kekuatan alam dan kekuatan makhluk halus, siapa saja yang melanggar Hukum tidak dapat bersembunyi dimanapun akan mendapat ganjarannya atau balasannya (hukuman tidak dapat dihindari). Pada bait 159 ini isinya menggambarkan jelas Ratu Adil bukan dari PARPOL ataupun juga bukan pilihan Rakyat jadi jelas bukan Pejabat Pemerintah, akan tetapi Manusia pilihan Tuhan, hal ini diperkuat bait 171, ("bahasa Jawa : nganggo simbol ratu tanpa makutha = bahasa Indonesia : memakai simbol Ratu tanpa Mahkota").
------------
* Bahasa Jawa

159.

selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun
sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu
bakal ana Dewa ngejawantah
apengawak Manungsa
apasurya padha bethara Kresna
awatak Baladewa
agegaman trisula wedha
jinejer wolak-waliking zaman
wong nyilih mbalekake,
wong utang mbayar
utang nyawa bayar nyawa
utang wirang nyaur wirang
---

* Bahasa Indonesia

selambat-lambatnya kelak menginjak tutup tahun
pada delapan penjuru arah mata angin, menduduki kekuasaan Ratu
akan ada Dewa tampil
berbadan Manusia
berparas seperti Batara Kresna
berwatak seperti Baladewa
bersenjata Trisula Weda
dimulai datangnya perubahan zaman
orang pinjam mengembalikan,
orang berhutang membayar
hutang nyawa bayar nyawa
hutang malu dibayar malu

Petikan :
"Dewa adalah perwujudan sinar suci dari Hyang Widhi (Tuhan) yang memberikan kekuatan suci untuk kesempurnaan hidup mahluk. Dewa berasal dari bahasa Sansekerta “div” yang artinya sinar. Istilah Deva sebagai mahluk Tuhan adalah karena Deva dijadikan ( dicipta-kan ) sebagaimana dikemukakan di dalam kitab Reg Veda X. 129.6. Dengan diciptakan ini berarti Deva bukan Tuhan melainkan sebagai semua mahluk Tuhan yang lainnya pula, diciptakan untuk maksud tujuan tertentu yang mempunyai sifat hidup dan mempunyai sifat kerja ( karma ). "
**(Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, Dewa-Dewi Hindu.)

*(Budaya Bali Dewata Nawa Sanga - Penguasa 9 Penjuru Mata Angin).

**Dewata Nawa Sanga, Penguasa 9 Penjuru Mata Angin, berhubungan dengan kemunculan Ratu Adil disebut Dewa yaitu sebagai Dewa yang ke-9 berada di tengah arah mata angin adalah Dewa Siwa.**

Bait 166 menggambarkan kesaktian Ratu Adil lewat ucapan dan bait ini juga menggambarkan kesaktian lewat hati dan pikiran, kesaktian ini sering Penulis dengar dari orang-orang Tua, selain Ratu Adil orang-orang Jawa pada masa lalu jaman Kabudan atau jaman Buda (jaman budi pekerti), orang-orang Jawa ucapannya dapat langsung jadi nyata seperti sabda Ratu Adil, hal ini bisa terjadi pada orang-orang Jawa pada masa jaman Buda karena pada masa itu orang-orang Jawa Berbudi Pekerti Adiluhung, Jujur dan hatinya bersih, ini sesuai ajaran Senjata Trisula Weda yang dibawa oleh Ratu Adil untuk mengembalikan ke jaman Budi Pekerti Adiluhung atau ke jaman Buda. Kesaktian Ratu Adil di bait 166 ini menggambarkan tidak dapat dibantah ucapan dan ajarannya, harus hati-hati jika di hadapan Ratu Adil jangan sampai ucapannya tidak terkendali karena berbahaya dan perlu dicatat Ratu Adil bukan tipe orang yang gila hormat.
-------------
* Bahasa Jawa

166.
idune idu geni
sabdane malati
sing mbregendhul mesti mati
ora tuwo, enom padha dene bayi
wong ora ndayani nyuwun apa bae mesthi sembada
garis sabda ora gentalan dina,
beja-bejane sing yakin lan tuhu setya sabdanira
tan karsa sinuyudan wong sak tanah Jawa
nanging inung pilih-pilih sapa
---
* Bahasa Indonesia

ludahnya ludah api
sabdanya sakti (terbukti)
yang membantah pasti mati
orang tua, muda maupun bayi
orang yang tidak berdaya minta apa saja pasti terpenuhi
garis sabdanya tidak akan lama
beruntunglah bagi yang yakin dan percaya serta mentaati sabdanya
tidak mau dihormati orang se tanah Jawa
tetapi hanya memilih beberapa saja

C. Pengkajian yang tersurat dan tersirat bait terakhir ramalan Jayabaya.

Marilah Kita sekarang mengkaji dan mengoreksi beberapa bait yang tersurat dan tersirat dalam bait-bait yang ada pada bait terakhir ramalan Jayabaya, dimana sudah banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran hukum dan tatanan hidup secara merata pada setiap tingkat kehidupan, pada bait ramalan Jayabaya digambarkan sampai pada tingkat Ratu (Raja). Pedoman Senjata Trisula Weda sudah waktunya digunakan agar tatanan hidup Manusia berubah kembali menjadi berbudi pekerti Adiluhung dan kembali selaras dengan alam kehidupan dan Jagad raya. Dari hasil membaca tanda alam Ratu Adil sudah ada tinggal tunggu waktu keluarnya sebagai Master dari Para Satrio Piningit dan akan bergelar Ratu Adil.

Bait 141 adalah merupakan gambaran kejadian bencana alam yang sedang terjadi sudah diluar normal tidak ada tanda-tanda jika akan terjadi bencana ini menandakan terjadinya keadaan yang negatif penyebabnya adalah Manusia yang banyak melakukan hal perbuatan diluar jalur hukum alam, sudah banyak getaran frekuensi negatif (aura negatif) yang berlawanan dengan keharmonisan alam sehingga keadaan alam goyah dan untuk kembali menjadi harmonis memerlukan perubahan (evolusi) yang berakibat bencana-bencana diluar normal.

Banyak Manusia yang pada takut terbongkar rahasia keburukan pribadinya karena perbuatannya tidak sesuai dengan ajaran Budi Pekerti Adiluhung, sehingga membenci pada Orang-orang waskita yang sering melakukan tirakat berpuasa Pati geni (puasa cara Orang-orang Jawa yaitu tidak makan, tidak minum, tidak melihat api + tidak melihat cahaya dan tidak tidur).
------------
* Bahasa Jawa

141.
banjir bandang ana ngendi-endi
gunung njeblug tan anjarwani, tan angimpeni
gehtinge kepathi-pati marang pandhita kang oleh pati geni
marga wedi kapiyak wadine sapa sira sing sayekti
---
* Bahasa Indonesia

banjir bandang dimana-mana
gunung meletus tidak dinyana-nyana, tidak ada isyarat dahulu
sangat benci terhadap pendeta yang bertapa, tanpa makan dan tidur
karena takut bakal terbongkar rahasianya siapa anda sebenarnya

Bait 142 adalah gambaran jelas situasi jaman sekarang ini dimana Manusia sudah banyak yang melupakan Budi Pekerti Adiluhung sehingga hidupnya menjadi gila tidak membedakan rejeki halal dan haram pada berebut untuk mendapat bagian, orang-orang berdosa hidupnya pada hura-hura.

Petani di bait 142 ini bukan petani yang menanam padi di sawah tapi merupakan gambaran Orang-orang yang berbuat jujur mengajarkan kebaikan dan Budi Pekerti dalam kehidupan ini akan mempunyai tantangan besar karena akan dilecehkan, tidak digubris dan difitnah.
------------
* Bahasa Jawa

142.
pancen wolak-waliking jaman
amenangi jaman edan
ora edan ora kumanan
sing waras padha nggagas
wong tani padha ditaleni
wong dora padha ura-ura
beja-bejane sing lali,
isih beja kang eling lan waspadha

* Bahasa Indonesia

sungguh zaman gonjang-ganjing
menyaksikan zaman gila
tidak ikut gila tidak dapat bagian
yang sehat pada olah pikir
para petani dibelenggu
para pembohong bersuka ria
beruntunglah bagi yang lupa,
masih beruntung yang ingat dan waspada

Kejujuran adalah keindahan kejujuran adalah ketentraman kejujuran adalah kedamaian kejujuran adalah kebahagiaan kejujuran adalah budi pekerti Adiluhung kejujuran adalah selaras dengan keteraturan alam dan Jagad raya, dan masih banyak kebaikan lagi, apakah Anda masih ragu ? Jika masih ragu Anda pelajari bait 143 ini.

Bait ini mencerminkan orang-orang yang tidak jujur dan Para Koruptor di dalam kehidupan ini pada jaman sekarang, kemunculan Ratu Adil dengan makhluk halus, Tim Satrio Piningit dan kekuatan alam akan menyelesaikan hukumnya dengan kekuatan yang tidak dapat dibendung oleh kekuatan apapun, kini tanda-tanda alam sudah ada dan energi mulai beraksi meresap ke dalam empat unsur dan pikiran mulai tanggal, 07 Januari 2013, reaksi gejolaknya naik secara Linier dan tidak lebih dari 2 tahun akan mencapai titik maksimum.

Bait 143 adalah menggambarkan kehidupan nyata ini sampai tingkat Ratu (Raja) tidak menepati sumpahnya, Korupsi, merusak hutan, mencuri pertambangan dan kehidupan yang keras hingga hidupnya gelisah tersiksa dan kalau malam tidak dapat tidur nyenyak. Tidak mengindahkan ajaran dari para Leluhur Orang Jawa yaitu ajaran Budi Pekerti Adiluhung dan juga tidak mengindahkan ajaran Kebenaran yang diajarkan oleh berbagai Agama. Misi Ratu Adil dengan para Satrio Piningit membawa kembali kebenaran dengan ajaran Senjata Trisula Weda, Dengan ini Budi Pekerti Adiluhung ditegakkan hingga Keadilan tercipta jadi kenyataan benar-benar Adil dan merata.
-----------
* Bahasa Jawa

143.
ratu ora netepi janji
musna kuwasa lan prabawane
akeh omah ndhuwur kuda
wong padha mangan wong
kayu gligan lan wesi hiya padha doyan
dirasa enak kaya roti bolu
yen wengi padha ora bisa turu
---
* Bahasa Indonesia

raja tidak menepati janji
kehilangan kekuasaan dan kewibawaannya
banyak rumah tinggi bersusun
orang makan sesamanya
kayu gelondongan dan besi juga dimakan
katanya enak serasa kue bolu
malam hari semua tak bisa tidur

Bait 146 adalah menggambarkan kerusakan Budi Pekerti secara merata pada jaman sekarang ini dimana persekongkolan untuk melakukan kejahatan merajalela sehingga orang-orang yang jujur tersingkirkan dalam lingkungan pekerjaan karena pencurian barang dan manipulasi keuangan (pencurian uang atau Korupsi) telah mengakar. Orang-orang yang melakukan kejahatan berbangga Diri, yang berlaku benar hanya bisa termangu-mangu tidak dapat berkutik, pangkat dan kedudukan digunakan untuk kesempatan memperkaya Diri sumpahnya tidak ditepati, kehidupan mewah berfoya-foya, hidup gengsi dan selera tinggi sumber dari semua kejahatan karena nafsunya tidak dikendalikan.
-----------
* Bahasa Jawa

146.
wong waras lan adil uripe ngenes lan kepencil
sing ora abisa maling digethingi
sing pinter duraka dadi kanca
wong bener sangsaya thenger-thenger
wong salah sangsaya bungah
akeh bandha musna tan karuan larine
akeh pangkat lan drajat padha minggat tan karuan sebabe
---
* Bahasa Indonesia

orang waras dan adil hidupnya memprihatinkan dan terkucil
yang tidak dapat mencuri dibenci
yang pintar curang jadi teman
orang jujur semakin tak berkutik
orang salah makin pongah
banyak harta musnah tak jelas larinya
banyak pangkat dan kedudukan lepas tanpa sebab

Bait 150 adalah gambaran kehidupan jaman sekarang karena ada hukum diperjual belikan oleh kelompok orang-orang tertentu, sedang penegak hukum tidak dapat melaksanakan tugas yang sesuai dengan prosedur pada banyak kasus. Orang-orang berbuat baik tidak mendapat tempat dilingkungan Orang-orang jahat yang pekerjaannya menipu dan jahat karena Manusia menganggap menipu merupakan kebanggaan sebagai suatu hal yang utama.
------------
* Bahasa Jawa

150.
ukuman ratu ora adil
akeh pangkat jahat jahil
kelakuan padha ganjil
sing apik padha kepencil
akarya apik manungsa isin
luwih utama ngapusi
---
* Bahasa Indonesia

hukuman raja tidak adil
banyak yang berpangkat, jahat dan jahil
tingkah lakunya semua ganjil
yang baik terkucil
berbuat baik manusia malah malu
lebih mengutamakan menipu

Bait 162 di bawah ini merupakan tanda Warning untuk yang bersalah melanggar hukum dan melecehkan hukum, tidak berpegang kejujuran, Kebenaran dan tidak Berbudi Pekerti. Ada tiga pihak yang bergerak, Nyamuk bukan nyamuk sebenarnya ingat nyamuk keluar malam dan menggigit berhubungan dengan darah, semut bukan semut sebenarnya tapi semut punya Ratu dan Putra Bethara Indra ikut bergerak memimpin pasukan makhluk halus, semua bergerak dengan cara dan Misi masing-masing.
-------------
* Bahasa Jawa

162.
akeh wong dicakot lemut mati
akeh wong dicakot semut sirna
akeh swara aneh tanpa rupa
bala prewangan makhluk halus padha baris, pada rebut benere garis
tan kasat mata, tan arupa
sing madhegani putrane Bethara Indra
agegaman trisula wedha
momongane padha dadi nayaka perang
perange tanpa bala
sakti mandraguna tanpa aji-aji
---
* Bahasa Indonesia

banyak orang digigit nyamuk mati
banyak orang digigit semut hilang
banyak suara aneh tanpa rupa
pasukan makhluk halus sama-sama berbaris, berebut garis yang benar
tak kelihatan, tak berbentuk
yang memimpin adalah putra Batara Indra
bersenjatakan trisula wedha
para asuhannya menjadi perwira perang
jika berperang tanpa pasukan
sakti mandraguna tanpa aji-aji (azimat)

Catatan : Terjemahan dari bhs Jawa ke bhs Indonesia pada bait-bait diatas ada yang tidak sama dengan sumbernya karena tidak akurat maka Penulis mengedit untuk menterjemahkan ke bahasa Indonesia yang lebih akurat.
Sumber : http://nurahmad.wordpress.com. bait terakhir ramalan jayabaya
D. Kesimpulan :

Ratu Adil membawa kekuasaan Ratu menduduki seluruh penjuru Dunia dengan Senjata Trisula Weda dan merupakan Manusia berbudi pekerti Adiluhung, Ratu Adil bukan Orang Pemerintah atau Pejabat, Ratu Adil adalah Manusia pilihan Tuhan mempunyai kesaktian alami tanpa aji-aji, ucapannya bisa langsung jadi kenyataan dan mempunyai pasukan Makhluk halus, jika menang tidak merendahkan yang lain.

Ratu Adil akan membawa kembali hidup Manusia ke jaman Buda yaitu jaman Budi Pekerti Adiluhung dengan Tim Para Satrio Piningit yang tetap rahasia selalu terhubung pada Jaringan Ratu Adil pada tingkat Spiritual, Ratu Adil itu sendiri sebenarnya dari Satrio Piningit yang telah keluar menjadi Master bergelar Ratu Adil.

Pelanggaran hukum dan pelecehan hukum mendapat peringatan keras dan bahaya karena merupakan pelanggaran ajaran Trisula Weda dan hukumannya berat, ada tiga pihak yang akan bertindak untuk membereskan dengan cara masing-masing yaitu Nyamuk, Semut dan Putra Bethara Indra (bait ke-162.) Perlu diingat Nyamuk dan Semut merupakan bahasa simbolik bukan serangga tapi Manusia.
E. Daftar Pustaka :
F. Link menuju halaman :

Artikel Senjata Trisula Weda bagian ke-1
Satrio Piningit
G. Pesan Penulis :

Artikel ini Penulis persembahkan untuk Masyarakat luas gambar dan artikel Penulis ijinkan diperbanyak dengan cara yang sewajarnya, mohon dicantumkan alamat sumber blog dan nama Penulis.
Alamat blog :
http://ufo-spiritual.blogspot.com/2013/01/senjata-trisula-weda-ke-2.html#comment-form
Nama Penulis : Moch. Nachli.
H. Catatan :

Jaman Buda (Kabudan) atau jaman Budi Pekerti, asal kata berasal dari persepsi cerita Rakyat turun-temurun yang isi ceritanya menceritakan kehidupan dimana pada waktu itu Masyarakat Jawa hidup dalam lingkungan Budi Pekerti Adiluhung.

Bait yang dibahas pada bait terakhir ramalan Jayabaya diatas :
bait 141, bait 142, bait 143, bait 146, bait 150, bait 159, bait 162, bait166.

Edit tgl. 24.4.2013

Selasa, 01 Januari 2013

Senjata Trisula Weda ke-1




Senjata Trisula Weda
Ratu Adil + 939
(bagian ke-1)



A. Prabu Jayabaya dan ramalan. 

Sehubungan dengan akuratnya ramalan Prabu Jayabaya, Beliau adalah Raja Kediri Jawa Timur memerintah pada tahun 1135-1157, Spiritualis dan Pujangga yang menulis ramalan masa depan Kehidupan di Pulau Jawa khususnya dan kehidupan di Dunia yang terkenal dengan ramalan Jayabaya, bait terakhir kini banyak dibicarakan yaitu akan datangnya Ratu Adil ya Satrio Piningit yang bersenjatakan Trisula Weda, hal ini membuat Penulis tertarik. Dari ketertarikan itu Penulis berusaha memecahkan apa yang terkandung dalam ramalan bait terakhir ramalan Jayabaya dengan jalan diantaranya adalah pencarian periode pertama dengan cara usaha Spiritual dan pemecahan Logika. Pencarian Satrio Piningit siapa sebenarnya dan dimana keberadaannya merupakan target utama, Wahyu apa yang diterima dan pengkajian bait terakhir ramalan Jayabaya juga wajib untuk Penulis lakukan.

B. Proses jalannya pencarian. 

1. Pencarian yang pertama. 

Dibawah ini merupakan hasil usaha pencarian yang pertama dengan usaha Spiritual (Meditasi) mohon petunjuk pada Tuhan. Bagian pertama ini merupakan petikan dari Artikel Satrio Piningit.
  1. Satrio Piningit bukan Imam Mahdi hal ini perbedaan waktu dan tempat, Satrio piningit akan turun di tanah Jawa, Imam Mahdi akan turun di Timur Tengah. Misi sama memperbaiki moral dan kehidupan Manusia.
  2. Satrio Piningit merupakan seorang Manusia yang menerima amanat untuk memperbaiki moral dan tatanan hidup Manusia, Satrio Piningit menerima delapan Wahyu, enam wahyu untuk eksistensi dirinya sebagai Satrio piningit enam wahyu ini tidak diajarkan, sedangkan dua wahyu untuk diajarkan, yaitu tentang kebenaran dan ilmu kebijaksanaan.
  3. Goro-goro bukan keributan massal, sebenarnya kata simbolik...harus kembali dilihat kata-kata aslinya (bahasa Jawa goro = dalam arti bahasa Indonesia bohong), kalau goro-goro berarti kebohongan. Ini sudah berjalan dari jaman Orde Baru sampai sekarang, keadaan semakin bertambah. Yang termasuk dalam ini yaitu menggerogoti kekayaan negara (korupsi, pertambangan dll).
  4. Satrio kita tengok pada jaman dulu, Ksatria merupakan Kasta terhormat, Sebagai seorang Satrio adalah mempunyai moral yang sangat tinggi dan mulia, sebagai seorang Satrio ( Satria) adalah seorang yang teguh dan kuat memegang Sumpah dan Janji. Satrio ( kasta Ksatria ) ini adalah, Tentara, Polisi dan Pejabat. Bagaimana para Satrio sekarang ? Anda dapat menilai sendiri dari masing-masing Ksatria.
  5. Satrio Piningit bermata satu, yaitu Mata Hati, merupakan indra yang ke tujuh setelah indra keenam dan merupakan mata yang keempat, dengan Mata Hati ini Satrio piningit bisa mengetahui kebenaran Tuhan, mana yang benar dan mana yang salah, sehingga kebenaran dapat dilihat, dan sebagai Satrio piningit mampu bertindak adil dan bijaksana.

    Kemampuan inilah akan dipergunakan untuk mendidik Manusia. Mata Hati Manusia sekarang sudah buta, karena tidak menghiraukan mata hatinya, berakibat tertutup oleh napsu dan ambisi, hingga Mata Hati-nya buta, kehidupan-nya serakah dan ambisius, tidak dapat membedakan benar dan salah, mana yang halal dan mana yang haram, tindakan-nya banyak melakukan pelanggaran.
  6. Satrio piningit akan muncul jika sudah terjadi goro-goro, perjuangan Satrio piningit ini secara tersembunyi tidak diketahui oleh siapapun keberadaan-nya dan apa yang diajarkaan juga tidak diketahui ajarannya karena halus caranya, ajaran Satrio piningit tidak diketahui oleh siapapun sebelum goro-goro berakhir, Satrio piningit baru diketahui jika moral dan kehidupan bangsa Indonesia sudah baik.
  7. Dari ajaran Satrio Piningit inilah kemudian menyebar ajarannya didalam hati para Satrio dan rakyat, hingga menjadi negara Mercusuar Dunia, karena para Satrio sudah bisa melihat Kebenaran dan Kebijaksanaan. Tidak korupsi, mawas diri dan hati-hati.
  8. Mahluk halus (makhluk gaib), Satrio piningit dapat menguasai dan memerintahkan makhluk halus, untuk membantunya jika diperlukan.
  9. Apakah berjuang sendirian, Satrio Piningit tidak berjuang sendirian ada Satrio-satrio lain yang membantu perjuangannya walau tidak saling kenal, dalam tingkatan spiritual saling terhubung dan bagaikan jala (jaring), antara satu dengan yang lain membentuk daya kekuatan gaib super.
2. Pencarian yang kedua.

Cara usaha Penulis lakukan periode yang ke dua dengan usaha pemecahan Spiritual, pengkajian Logika dan juga berinteraksi dengan para komentator pada blog : http://satriopiningitmuncul.wordpress.com Dengan para komentator dan artikel Satriopiningi Telah Mmuncul Penulis nilai kebenarannya yang terkandung nilainya nol yaitu artikel sesat, ada komentator yang bernama Muhammad Yaman Al Bhugury yang menerima kebenarannya benar-benar berbeda pendapat dengan Penulis. Yaman memberikan pengkajian logika pada artikel "Satrio Piningit" artikel Penulis pada blog : http://ufo-spiritual.blogspot.com/2011/06/satrio-piningit.html dari hasil pengkajian M.Yaman Albuqury inilah Penulis mendapat momentum dan bersemangat untuk mengkaji ulang artikel itu sehingga Trisula Weda dapat Penulis temukan yaitu dari poin-2, dari dua wahyu Kebenaran dan Kebijaksanaan yang akan diajarkan ternyata terlahirlah Keadilan yang sinkron dengan bait 173.

Dari perjalanan pencarian itu Senjata Trisula Weda yang dibawah oleh Ratu Adil dapat Penulis temukan, dari pengkajian bait terakhir ramalan Jayabaya ternyata yang dimaksud Senjata Trisula Weda adalah ajaran Budi Pekerti Adiluhung dan juga ajaran Ketuhan yang Maha Esa. Dalam bait terakhir ramalan Jayabaya ternyata tersimpan rahasia ajaran Budi Pekerti Adiluhung dan ajaran Ketuhanan yang Esa yang harus dipecahkan, diurai dan disusun kembali supaya dapat digunakan lagi pada jaman sekarang ini yaitu jaman gila yang serba terbalik untuk merubah budi pekerti yang rusak dan membawa kembali ke Budi Pekerti Adiluhung dan ber-Tuhan Esa. 

Dari pentingnya Budi Pekerti Adiluhung ini Penulis berusaha dan bersungguh-sungguh untuk menyusun kembali rahasia yang tersimpan rapi selama lebih dari 800 tahun dalam bait terakhir ramalan Jayabaya untuk disusun kembali supaya dapat digunakan untuk Pedoman hidup Manusia yang berbudi Pekerti Adiluhung supaya hidup selaras dengan Alam Raya. Selain itu Penulis juga merasakan sentuhan kedamaian yang pernah ada pada masa lalu untuk supaya dikumandangkan ke seluruh penjuru Dunia untuk hidup damai, sejahterah dan selaras dengan Alam Raya.

Dari hasil pengkajian bait terakhir ramalan Jayabaya sebelumnya Trisula Weda yang Penulis temukan sinkron dengan bait 173, Penulis tahu Trisula Weda belum lengkap dan belum terwujudkan hingga Penulis mengkaji lagi bait-bait yang berhubungan dengan Trisula Weda dan bertambahlah kelengkapannya yang ternyata merupakan teka-teki rahasia Adiluhung yang harus dipecahkan, diurai, disusun, harus dirakit dan diwujudkan dalam bentuk gambar supaya mudah dimengerti dan dipahami oleh Masyarakat luas untuk belajar Trisula Weda yang merupakan ajaran Budi Pekerti Adiluhung dan ajaran Ketuhanan Esa. Dalam perwujudan gambar senjata Trisula, senjata Trisula merupakan senjata berpasangan yaitu :
  1. Trisula Laki-laki kanan (Raja)
  2. Trisula Perempuan kiri (Ratu)
Simbol berpasangan ini berhubungan dengan simbol Lingga (Laki-laki} dan Yoni (Perempuan) yang terdapat pada peninggalan Candi-candi, lambang Lingga dan Yoni merupakan simbol kehidupan dan jagad raya berbentuk alat kelamin laki-laki dan alat kelamin perempuan, bentuk biasanya disamarkan dalam bentuk lain terutama alat kelamin Perempuan. Simbol Lingga Yoni ini Penulis ketahui unik dan lengkap berada di Pulau Bali yaitu Gua Gajah (Gua buatan) di kota Gianyar-Bali. Gua sebagai Yoni diukir pada tebing batu lubangnya berbentuk huruf T lengkap dengan bagian-bagian Miss V yang terlihat dari depan bentuk samaran (dalam bentuk lain) ukirannya, masuk bagian dalam pertama merupakan perwujudan liang V, masuk lagi kedalam tempat kandungan, dan berikutnya bercabang T tempat reproduksi telur (ovum) pada ujung kanan dan ujung kiri. Bentuk Gua sesuai dengan gambar kandungan pada gambar ilmu Kedokteran modern, jika belok kearah kanan pada ujung Gua terdapat 3 tugu alat kelamin laki-laki (Palus} dan jika belok kearah kiri pada ujung Gua terdapat patung Gajah Gina yang kita kenal Ganesha (Dewa berkepala Gajah}, disini terdapat wadah tempat Air Suci yang digunakan untuk Upacara-upacara Agama.

Langkah awal untuk memecahkan rahasia Trisula Weda ini, Penulis melakukan penyusunan Trisula Weda dalam bentuk gambar Senjata Trisula yaitu Trisula merupakan bentuk senjata bermata tiga berwarna kuning Emas dan terdiri dari dua senjata satu pasang, dua gambar senjata Trisula yaitu :
  1. Senjata Trisula Laki-laki (Raja) arah mata ketajaman tiga mata menghadap kearah atas semuanya, pegangan atau gagang tengah pada pangkalnya berhias empat warna dalam segi lima.
  2. Senjata Trisula Perempuan (Ratu) kedua ketajaman mata tengah dan ketajaman mata kanan menghadap ke arah atas dan ketajaman mata tepi sebelah kiri ketajaman-nya menghadap ke arah bawah dan pegangan atau gagang pada pangkalnya berhias empat warna dalam lingkaran.
C. Penyusunan gambar. 

Hasil perwujudan gambar lengkap Senjata Trisula itu merupakan perwujudan dari bait terakhir ramalan Jayabaya yang tidak terpecahkan selama lebih dari 800 tahun, kini Penulis dapat memecahkan Sandinya dan mewujudkan Trisula Weda secara lengkap yaitu diantaranya dengan perwujudan gambar sesuai dengan arahan petunjuk bentuk pada bait terakhir ramalan Jayabaya. Senjata Trisula berwarna kuning Emas adalah merupakan lambang Kemuliaan, Keabadian dan Spiritual tinggi dan empat warna putih, kuning, merah, hitam di bagian pangkal Trisula adalah ajaran kebatinan Jawa lambang dari Sedulur papat limo Pancer, (bhs Jawa : Sedulur papat limo Pancer = bhs indonesia : Empat saudara lima Diriku), berada pada lima Penjuru mata angin yaitu :
  1. Kakang Kawah berwarna Putih berada pada arah Timur, Kakang kawah atau air ketuban disebut Kakang karena sebelum Jabang Bayi lahir air ketuban pecah dan keluar lebih dulu.
  2. Adi Ari-Ari berwarna Kuning berada pada arah Barat, setelah Jabang Bayi lahir keluarlah Ari-ari atau Plasenta.
  3. Getih berwarna Merah yaitu berada pada arah Selatan, Setelah adi Ari-ari keluar keluarlah darah berwarna merah.
  4. Pusar berwarna Hitam berada pada arah Utara, setelah tali pusar dipotong dari Ari-ari potongan tali pusar ini berubah menjadi warna hitam.
  5. Pancer (bhs Idonesia : Diriku) berada di tengah-tengah arah yaitu Jabang Bayi adalah Diri Kita yang sebenarnya pada Trisula Weda dilambangkan senjata Trisula berwarna kuning Emas.
Pancer (Diriku) yaitu diri Kita sebenarnya harus melakukan tindak laku di kehidupan berpedoman pada Trisula Weda yang Adiluhung dibawah oleh Ratu Adil yang akan diajarkan kepada Manusia. Inilah yang dimaksud oleh Jayabaya senjata pemberian Dewa dan Sabda Beliau memerintahkan supaya mencari Orang tersebut untuk belajar dan supaya ajaran Trisula Weda dijadikan sebagai pedoman hidup yang merupakan ajaran Budi Pekerti Adiluhung dan juga ajaran Ketuhanan Yang Esa.

D. Ulasan bagan gambar Senjata Trisula Weda : 
  1. Benar, terletak pada ujung mata sebelah kiri.
  2. Bijaksana, terletak pada ujung mata tengah.
  3. Adil, terletak pada ujung mata sebelah kanan.
  4. Jujur, terletak pada gagang atau pegangan Senjata Trisula.
  5. Triniji suci, ("landhepe triniji suci" bhs. Jawa). Arti bahasa Indonesia ialah Tajamnya tiga menjadi satu nan Suci, dalam gambar menyatukan ketiga bagian gambar Senjata Trisula Weda, kiri tengah dan kanan.
  6. Empat warna pada pangkal Senjata Trisula Weda adalah empat arah mata angin pada pangkal Senjata Trisula, Raja berbentuk segi lima, Ratu berbentuk lingkaran. Warna putih, kuning, merah, hitam merupakan perwujudan hubungan Manusia secara Horizontal yaitu hubungan atau komunikasi dengan sesama Manusia juga hubungan dengan makhluk lain dan alam raya.
  7. Jejeg, (arti bhs. Indonesia ialah tegak lurus (Vertikal)), posisi Trisula Weda Vertikal menghadap ke atas merupakan hubungan dengan Tuhan Maha Esa, yaitu yang dimaksud Manusia supaya selalu ingat pada Tuhan Maha Esa.
Dengan pedoman Senjata Trisula Weda ini para Satrio Piningit dan Ratu Adil (Master Satrio Piningit) dapat memutar polaritas Logika Manusia pada posisi yang benar dan dapat ditempatkan pada garis edar yang benar, sehingga semua Agama dan kepercayaan tidak saling klaim kalau dirinya paling benar, kebenaran Hakiki dapat diterima.

Link :
ufo-spiritual.blogspot.com/2011/06/satrio-piningit

E. Bait-bait ramalan Jayabaya yang selaras dengan artikel, juga merupakan arahan bentuk, warna dan tata letak gambar Senjata Trisula Weda : 

164.
putra kinasih swargi kang jumeneng ing gunung Lawu
hiya yayi bethara mukti, hiya krisna, hiya herumukti
mumpuni sakabehing laku
nugel tanah Jawa kaping pindho
ngerahake jin setan
kumara prewangan, para lelembut ke bawah perintah saeko proyo
kinen ambantu manungso Jawa padha asesanti trisula weda
landhepe triniji suci
bener, jejeg, jujur
kadherekake Sabdopalon lan Noyogenggong

putra kesayangan almarhum yang bermukim di Gunung Lawu
yaitu Kyai Batara Mukti, ya Krisna, ya Herumukti
menguasai seluruh ajaran (ngelmu)
memotong tanah Jawa dua kali
mengerahkan jin dan setan
seluruh makhluk halus berada dibawah perintahnya bersatu padu
membantu manusia Jawa berpedoman pada trisula weda
tajamnya tritunggal nan suci
benar, tegak lurus, jujur
didampingi Sabdopalon dan Noyogenggong

168.
mula den upadinen sinatriya iku
wus tan abapa, tan bibi, lola
awus aputus weda Jawa
mung angandelake trisula
landheping trisula pucuk
gegawe pati utawa utang nyawa
sing tengah sirik gawe kapitunaning liyan
sing pinggir-pinggir tolak colong njupuk winanda

oleh sebab itu carilah satria itu
sudah tidak berbapak, tidak berbibi, tak bersanak saudara
sudah lulus weda Jawa
hanya berpedoman trisula
ujung trisulanya sangat tajam
membawa maut atau utang nyawa
yang tengah pantang berbuat merugikan orang lain
yang di kiri dan kanan menolak pencurian dan kejahatan

170.
ing ngarsa Begawan
dudu pandhita sinebut pandhita
dudu dewa sinebut dewa
kaya dene manungsa
dudu seje daya kajawaake kanti jlentreh
gawang-gawang terang ndrandhang

di hadapan Begawan
bukan pendeta disebut pendeta
bukan dewa disebut dewa
namun manusia biasa
bukan kekuatan lain diterangkan jelas
bayang-bayang menjadi terang benderang

171.
aja gumun, aja ngungun
hiya iku putrane Bethara Indra
kang pambayun tur isih kuwasa nundhung setan
tumurune tirta brajamusti pisah kaya ngundhuh
hiya siji iki kang bisa paring pituduh
marang jarwane jangka kalaningsun
tan kena den apusi
marga bisa manjing jroning ati
ana manungso kaiden ketemu
uga ana jalma sing durung mangsane
aja sirik aja gela
iku dudu wektunira
nganggo simbol ratu tanpa makutha
mula sing menangi enggala den leluri
aja kongsi zaman kendhata madhepa den marikelu
beja-bejane anak putu

jangan heran, jangan bingung
itulah putranya Batara Indra
yang sulung dan masih kuasa mengusir setan
turunnya air brajamusti pecah memercik
hanya satu ini yang dapat memberi petunjuk
tentang arti dan makna ramalan saya
tidak bisa ditipu
karena dapat masuk ke dalam hati
ada manusia yang bisa bertemu
tapi ada manusia yang belum saatnya
jangan iri dan kecewa
itu bukan waktu anda
memakai lambang ratu tanpa mahkota
sebab itu yang menjumpai segeralah menghormati,
jangan sampai terputus, menghadaplah dengan patuh
keberuntungan ada di anak cucu

172.
iki dalan kanggo sing eling lan waspada
ing zaman kalabendu Jawa
aja nglarang dalem ngleluri wong apengawak dewa
cures ludhes saka braja jelma kumara
aja-aja kleru pandhita samusana
larinen pandhita asenjata trisula wedha
iku hiya pinaringaning dewa

inilah jalan bagi yang ingat dan waspada
pada zaman kalabendu Jawa
jangan melarang dalam menghormati orang berupa dewa
yang menghalangi akan sirna seluruh keluarga
jangan keliru mencari dewa
carilah dewa bersenjata trisula wedha
itulah pemberian dewa

173.
nglurug tanpa bala
yen menang tan ngasorake liyan
para kawula padha suka-suka
marga adiling pangeran wus teka
ratune nyembah kawula
angagem trisula wedha
para pandhita hiya padha muja
hiya iku momongane kaki Sabdopalon
sing wis adu wirang nanging kondhang
genaha kacetha kanthi njingglang
nora ana wong ngresula kurang
hiya iku tandane kalabendu wis minger
centi wektu jejering kalamukti
andayani indering jagad raya
padha asung bhekti

menyerang tanpa pasukan
bila menang tak menghina yang lain
rakyat bersuka ria
karena keadilan Yang Kuasa telah tiba
raja menyembah rakyat
bersenjatakan trisula wedha
para pendeta juga pada memuja
itulah asuhannya Sabdopalon
yang sudah menanggung malu tetapi termasyhur
segalanya tampak terang benderang
tak ada yang mengeluh kekurangan
itulah tanda zaman kalabendu telah usai
berganti zaman penuh kemuliaan
memperkokoh tatanan jagad raya
semuanya menaruh rasa hormat yang tinggi

F. Pesan Penulis. :

Untuk Pembaca, Penulis mempersembahkan hasil karya ini untuk masyarakat luas, Penulis mengijinkan untuk menyebarkan artikel dan gambar Senjata Trisula Weda dengan catatan sesuai tata cara penulisan hak cipta, supaya dicantumkan sumber artikel yaitu nama blog : http://ufo-spiritual.blogspot.com/2013/01/senjata-trisula-weda-ratu-adil-939.html dan nama Penulis : Moch Nachli. Sekian terimakasih atas kunjungan Anda dan semoga Anda sehat dan sejahterah selalu.

G. Bereksistensi di blog lain. 


Dibawah ini merupakan copy dari blog http://satriopiningitmuncul.wordpress.com dimana tempat Penulis berdiskusi dan berinteraksi dengan para Komentator dan dibawah ini merupakan tulisan dimana Penulis bereksistensi dan mendapat sambutan baik dari Admin blog dan sambutan baik dari para Komentator dan perlu diketahui tulisan komentator pada artikel Satrio Piningit Telah Muncul pada blog ini banyak yang dihapus oleh Admin blog.




Moch Nachli pada 5 Desember 2012 pada 6:33 AM berkata:

Bereksistensi

Saya mohon ijin kepada teman-teman, admin Blog dan pengunjung Blog satriopiningitmuncul.wordpress juga pemilik Server wordpress, ijinkan Saya bereksistensi di blog ini, tidak ada maksud jelek dan tidak akan merugikan siapapun, Saya bereksistensi ini karena Saya merasa Bahagia dan Bersemangat menemukan apa yang Saya cari yaitu Trisula Weda yang merupakan rahasia pada ramalan Jayabaya dapat Saya temukan demikian keyakinan Saya.

Prabu Jayabaya adalah satu-satunya Raja yang Saya kagumi yang pernah hidup di tanah Jawa ini, dengan ramalan Jayabaya dapat Saya ketahui, ramalannya Beliau banyak yang terbukti benar dan akurat. Ramalan Satrio Piningit yang dikenal oleh banyak orang pada ramalan Jayabaya merupakan hal yang menarik, pada bait-bait terakhirnya ramalan Jayabaya dimana si Satrio Piningit itu bersenjatakan Trisula Weda, tapi tidak disebutkan dengan jelas apa dan bagaimana sebenarnya Senjata Trisula Weda itu, hanya sekilas saja yaitu bener, jejek, jujur pada bait ke-164.

Dari rasa keingintahuan dan rasa penasaran, maka Saya berusaha untuk mendapatkan rahasia itu, lama dalam pencarian itu dan dapat Saya temukan dalam Bulan Suro yang merupakan Bulan Keramat untuk Orang Jawa, dengan dasar inilah Saya meyakini kebenarannya, untuk alasan yang ke dua adalah sinkron dengan bait terakhir pada ramalan Jayabaya yaitu pada bait ke 173, Saya tidak meragukan kebenarannya dan Saya yakin.

Lain Saya lain Muhammad Yaman Al Bhugury benar-benar berbeda. Ceritanya begini Saya berusaha untuk memecahkan logika dari usaha spiritual yang Saya dapatkan, Saya merasa belum terpecahkan semua hanya sebagian saja yang dapat Saya pecahkan, logika Saya mencapai titik nol dalam hal ini, maka Saya mencari tandingan pikiran Saya yaitu harus dapat menemukan orang yang benar-benar berbeda dengan diri Saya.

Saat itu Trisula Weda belum Saya temukan, ini merupakan pencarian yang pelik dan rumit dalam perjalan pencarian Jati diri Satrio Piningit bagi Saya, juga merupakan pencarian yang pelik apa dan bagaimana Trisula Weda itu, Saya belum tahu apa sebenarnya dan bagaimana Trisula Weda itu, di Blog ini Satrio Piningit Muncul Saya pendatang baru dan ternyata teman-teman semua juga merupakan Pencari Kebenaran beda sedikit dengan Saya ialah Pecinta Kebenaran, pengunjung di blog ini dapat diajak berdiskusi walau berbeda-beda keyakinan dan jati dirinya. Perbedaan keyakinan tidak perlu didebatkan tapi perlu didiskusikan dengan argument, inilah yang Saya tangkap dari teman-teman semua terutama Saya tangkap jelas dari Muhammad Yaman Al Bhugury.

Disini Blog Satrio Piningit Muncul merupakan Orang-orang yang kebanyakan berbeda cara memandang dan menilainya artikel di atas dengan Saya, Muhammad Yaman Al Bhugury merupakan orang yang aktif untuk menjaga keyakinannya, siapa yang mencela dan menghina artikel diatas maka akan diserangnya, dan ternyata juga berpandangan luas dalam menyikapi sesuatu, disamping itu juga mempunyai kecerdasan yang cemerlang. Dengan kecerdasannya itu Muhammad Yaman Al Bhugury menanggapi dan memecahkan dengan logikanya 9 point artikel pada blog Saya dengan hasil yang mengagumkan sehingga membuat pikiran Saya jadi fres yaitu Saya bisa mencermati dan meneliti 9 point itu lebih tajam dan terfokus.

Muhammad Yaman Al Bhugury telah membantu Saya untuk menemukan apa yang Saya cari dan Saya yakini, Trisula weda dapat Saya temukan berada pada dua wahyu yang akan diajarkan yaitu Kebenaran dan Ilmu Kebijaksanaan, jika keduanya Kita pakai sebagai Pedoman dalam suatu hal atau urusan maka dari hasil keduanya ini terlahirlah Keadilan jadilah sekarang berjumlah 3, inilah yang Saya yakini Trisula Weda yang dimaksud pada ramalan Prabu Jayabaya dan sinkron dengan bait ke 173 ramalan Jayabaya dari 8 wahyu yang diterima 2 diantaranya dengan hukum sebab akibat terlahirlah Keadilan, Saya melihat jam tepat pada pukul 02:07 WIB pada tgl. 01 Desember 2012. Terimakasih Saya kepada Saudara Muhammad Yaman Al Bhugury anda membantu Saya untuk menemukan apa yang Saya Cari dan Anda membuat Saya Bahagia dan Bersemangat, demikian juga mudah-mudahan Anda juga Bahagia dan Bersemangat seperti yang Saya rasakan karena Anda bisa menolong Saya.

Trisula Weda sudah Saya temukan di bulan Suro (bulan Jawa) dan dengan ini mohon kesaksian teman-teman dan semua pengunjung Blog Satriopiningitmuncul WordPress, Saya menetapkan bulan Suro Saya tetapkan sebagai bulan Keramat untuk Saya, ketetapan ini ada 2 sebab yaitu pertama Saya menemukan Trisula Weda dan yang kedua Saya adalah orang Jawa. Juga Saya menetapkan bulan Suci Ramadhan sebagai bulan Keramat, ada 3 hal penyebabnya yaitu pertama karena Saya merupakan seorang Muslim, yang kedua dan yang ketiga mohon maaf Saya rahasiakan karena Sangat pribadi dan rahasia ini teman-teman Saya mohon mengerti dan suatu saat Teman-teman dengan sendirinya dapat mengetahui apa yang Saya rahasiakan itu.

Selain itu Saya juga ingin membuat angka kenangan simbolik untuk mengenang ini dan juga mohon disaksikan teman-teman dan pengunjung blog disini angka 939 merupakan angka pilihan Saya untuk mengingat Trisula Weda, angka 939 Saya tetapkan sebagai simbol Trisula Weda yaitu berasal dari 9 point dan 8 wahyu dari bagian dua wahyu berakibat lahirnya Keadilan jadilah 9 dan rangkaian angka 939 merupakan simbol Trisula Weda bagi Saya, siapa saja boleh memakai angka 939 tidak ada hak paten dan bebas, asal Anda suka arti dan maknanya yaitu terdiri dari : Kebenaran, Ilmu Kebijaksanaan dan Keadilan yang merupakan Trisula Weda. Jika Anda memakai simbol angka ini Saya anggap Anda juga Pecinta Kebenaran.

Saya yakin Satrio Piningit yang keluar dari pingitannya yang nantinya dikenal sebagai Ratu Adil dengan senjatanya Trisula Weda dapat dengan cepat merubah tatanan kehidupan Manusia, karena yang dirubah adalah polaritas logika Manusia ditempatkan pada posisi yang benar dan garis edar yang benar, maka Manusia dengan ini dapat mengetahui kebenaran yang sejati, hingga semua Agama dan Kepercayaan dapat tertata dengan benar tidak akan mengklaim paling benar dan tidak menyalahkan yang lain. Juga kehidupan akan Aman, Sejahterah dan mematuhi hukum yang ada, Jujur, hidup Damai dan Bahagia.

Ratu adil yang keluar dan dikenal sebenarnya Adalah Master dari Para Satrio Piningit dan semuanya merupakan orang-orang terpilih yang dipilih oleh Tuhan Yang Maha Esa, mereka merupakan satu tim dan bekerja pada tingkat Spiritual, walau tidak saling kenal pada dunia nyata mereka bekerja dalam tingkat Spiritual dan terhubung sebagai jaringan Ratu Adil. Seperti Kita ini walau tidak saling kenal dapat terhubung di dunia maya yaitu pada jaringan Internet.

Pencarian Jati diri Satrio Piningit terus Kita lanjutkan, Saya optimis dari perbedaan keyakinan mengidentifikasi inilah nanti Insya Alloh dapat Kita temukan sosok Jati diri Satrio Piningit ya Ratu Adil itu, Kita juga merupakan Satu Tim !

Wassalam dan Terimakasih untuk Anda semuanya.

Surabaya, 5 Desember 2012
Pecinta Kebenaran
Moch. Nachli

Ref :
http://nurahmad.wordpress.com/wasiat-nusantara/bait-terakhir-ramalan-jayabaya/

H. Kesimpulan : 

Bait terakhir ramalan Jayabaya ternyata merupakan Sandi Adiluhung kini dapat Penulis pecahkan, ternyata Trisula Weda mengandung isi ajaran Budi pekerti Adiluhung dan ajaran Ketuhanan Yang Esa untuk pedoman hidup Manusia. Para Satrio Piningit pendukung Ratu Adil bekerja pada tingkat Spiritual pada jaringan Ratu Adil untuk mewujudkan isi ajaran Trisula Weda pada kehidupan nyata.

Ratu Adil nantinya dapat merubah polaritas logika Manusia dan menempatkan posisi polaritas pada tempatnya dan pada garis edar yang benar, sehingga semua Agama dan kepercayaan yaitu semua Manusia akan dapat melihat kebenaran yang Hakiki, hingga tidak saling klaim kalau dirinya adalah yang benar. Dari perubahan polaritas logika Manusia pada posisi yang benar itu nanti dunia akan damai hidup rukun, makmur dan sentosa.

Para Satrio Piningit pendukung Ratu Adil mereka bekerja juga pada dunia nyata tapi tetap misteri. Ratu Adil yang dikenal oleh umum dan dikenal seluruh dunia berasal dari Satrio Piningit yang keluar adalah merupakan Master dari Para Satrio Piningit.
I. Link : 

ufo-spiritual.blogspot.com/2011/06/satrio-piningit
http://ufo-spiritual.blogspot.com/2013/01/senjata-trisula-weda-ke-2.html
J. Daftar Pustaka : 
K. Catatan. 
Edit terakhir, 22 Januari 2013, penambahan petikan dari Artikel Satrio Piningit, pada proses jalannya Pencarian bagian Pertama yaitu bagian A pada1. Pencarian yang pertama.