Patung Joko Dolog
Di Pulau Jawa pada masa lalu yaitu pada jaman Kerajaan Hindu dan Budha, dalam cerita-cerita dari orang-orang Tua turun-temurun dikatakan pada jaman Budha.
Pada jaman Budha ini diceritakan banyak orang-orang Sakti dan apa yang dikatakan bisa terjadi secara langsung. Kehidupan pada masa itu merupakan gambaran kehidupan yang Religius dan Masyarakat Jawa masih memegang ajaran Moral yang diajarkan oleh orang Tua dan Guru.
Dibandingkan dengan sekarang sangat jauh berbeda yang dapat kita lihat saja...contoh Sopan Santun adat Jawa diajarkan berbagai macam sikap misalnya jika kita bicara kepada orang yang usianya lebih tua, kita harus menggunakan bahasa yang lebih halus berbeda dengan bahasa yang kita gunakan untuk berbicara dengan usianya sama atau usianya dibawah. Bagaimana Kalau berjalan sementara disamping jalan ada orang duduk...dalam ajaran Sopan Santun Jawa harus permisi kepada orang yang duduk, sekarang sudah terkikis...banyak yang tidak menghiraukan ajaran sopan santun Jawa ini.
Belum lagi soal kejujuran, pada jaman sekarang ini banyak orang yang tidak jujur dan suka mengganggu orang. Disini perbedaan yang nyata orang Jawa modern berbeda dengan orang Jawa Kuno. Di jaman sekarang adat Jawa mulai ditinggalkan. Orang Jawa Kehilangan Jawa-nya.
Patung Joko Dolog merupakan gambaran massa lalu dimana kehidupan masa itu orang Jawa masih banyak yang Sakti karena ucapan-nya dapat menjadi kenyataan walau tidak disengaja. Orang Jawa pada massa Dulu yaitu disebut jaman Budha banyak yang menjaga dirinya baik dari segi ucapan maupun rejeki yang dia makan, juga secara bathiniah dijaga supaya terhindar dari rasa iri dan dengki, karena iri dan dengki sumber dari segala masalah dan malapetaka. Dari sini ucapan orang dulu seketika bisa menjadi kenyataan.
Patung Joko dolog dalam legenda berasal dari Manusia Pemalas yaitu berasal dari Jejaka yang kerjanya setiap hari hanya duduk termangu (melamun) tidak mau membantu bekerja orang Tua-nya bekerja di sawah dan ladang atau bertani, karena dikutuk oleh Ibunya dengan cara tidak sengaja.
Setiap hari baik siang atau malam,pagi atau Sore Joko Dolog ini hanya duduk melamun tidak mau membantu orang tuanya Bertani dalam bahasa jawa "deleg-deleg" yaitu duduk melamun tidak menghiraukan sekitarnya. Biarpun begitu kedua orang tuanya tetap menyayangi, walau sering kali diminta supaya ikut membantu bekerja orang tuanya masih tetap saja jejaka itu kerjanya duduk melamun tidak menghiraukan orang Tua-nya.
Pada suatu saat terjadilah perubahan besar dimana waktu itu Ibu si Jejaka pemalas ini merasa jengkel, yaitu pada saat pulang dari Sawah melihat anak Jejakanya duduk termangu tidak menghiraukan sekitarnya. Berkatalah Ibunya dengan ucapan bahasa Jawa : "Koen kaet maeng isuk sampek awan kok mek lungguh gak gelem ngrewangi wong Tuwo kerjo, lungguh deleg-deleg gak obah blas koyok Patung"
Terjemahan bahasa Indonesia : Kamu dari tadi pagi sampai siang kerjanya kok hanya duduk tidak mau membantu orang Tua bekerja, duduk termangu-mangu tidak bergerak sama sekali "seperti Patung". Maka seketika itu si Jejaka Berubah menjadi Patung karena kutukan Ibunya.
Dari perubahan ini Ibu Jejaka itu menyesali dan menangislah sang Ibu karena tidak tahu kalau ucapannya menjadi nyata. Kini anak satu-satunya yang Dia sayangi menjadi patung batu. Kemudian Ibu itu memberinya nama yaitu Joko Dolog yang berasal dari kutukan yang dilakukan. Joko dari kata Jejaka dan Dolog dari kata Deleg-deleg. Patung ini berada di Kota Surabaya di jalan Taman Apsari.
Patung Joko Dolog ini sampai sekarang banyak yang nyekar meminta berkah dan melakukan doa di tempat patung Jogo Dolog. Dapat dilihat bunga-bunga dan ada juga yang mengalungi untaian bunga segar.
Dari cerita ini pada masa lalu orang bisa saja mempunyai kesaktian yang luar biasa karena selalu ingat kepada Tuhan Yang maha Pencipta, setiap ucapan dan setiap mencari rejeki menghindar dari rejeki haram, juga setiap tingkah laku dan perbuatan sehari-hari Sesuai adat istiadat Jawa dan ajaran Agama. Patung Jogko Dolog ini merupakan simbol orang Malas yang kena kutukan.
Ada lagi yang sudah umum ceritanya yaitu Patung Roro Jonggrang kena kutukan karena tidak Jujur (manipulasi keadaan) dikutuk oleh Bandung Bondowoso.
NB :
- Legenda Patung yang berasal dari Manusia di Pulau Jawa ada dua yaitu Patung "Joko Dolog" berada di Kota Surabaya Jawa Timur dan "Patung Roro Jonggrang" berada di "Candi Roro Jonggrang" Jawa Tengah.
- Mungkin pengunjung blog ini ada yang tahu lagi Legenda Patung yang berasal dari Manusia. Tolong di kasih kabar yaaaa...!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya sangat Gembira dan ber-terimakasih atas Perhatian Anda,kritik dan saran Anda...Kami perlukan demi kemajuan Kita bersama dan Terimakasih.