Lakukan Puasa Jangan Mogok Makan
*Timbulnya pemikiran.
Timbulnya pemikiran ini sebenarnya sudah lama,kini di bulan puasa Rhomadhon dan bertepatan bulan Agustus yang mana merupakan bulan kemerdekaan Negara Republik Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Kota Jakarta,pemikiran Saya mulai ingat lagi. Sejak Reformasi dikumandangkan mulailah ada kebebasan dan mulai ada Unjuk Rasa terutama para Mahasiswa dan selanjutnya di ikuti oleh Masyarakat dari berbagai unsur dan golongan.
Kita Berbangsa dan bertanah Air yaitu Indonesia,dan Kita tentu punya Kepribadian sendiri. Kita ingat yaitu pada sila pertama yaitu "Ketuhanan Yang Maha Esa" dan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Dari jaman dulu nenek moyang kita hidup Rukun dan Damai dengan berbagai Ras,Suku,Bangsa,Agama dan Kepercayaan.
Disini berdiam kebenaran,menegakkan kebenaran bukan berarti berebut kebenaran yang berakibat kacaunya suasana dan kalau merasa menegakkan kebenaran dan bikin ulah,pada sekala yang besar bisa berakibat kacaunya Negara dan Masyarakat juga bisa berpengaruh pada perekonomian,disini sebenarnya Kita sudah tidak benar,karena kita melakukan kesalahan besar. Hal ini lain dengan Pahlawan Kita yang Mempertahankan Bangsa dan Negara Kita dari Penjajah.
Untuk menegakkan Kebenaran Kita harus tahu benar Kebenaran itu,kebenaran sejati adalah Milik Tuhan hal ini Kita harus menyadari kerena kita hidup dilengkapi dengan Napsu. Dengan Napsu ini Kita sering terkecoh yang Kita sangka Benar ternyata Salah,karena Napsu kita yang berperan bukan kebenaran yang Sejati yang timbul dari Hati Nurani. Kita harus Selalu berhati-hati dan waspada terhadap Napsu ini karena Setan selalu mengincar dan Malaikat berusaha mencegah.
Kehidupan dan lingkungan sangat berpengaruh kepada Kepribadian Kita,seperti Saya hidup di Pulau Jawa disini pengaruhnya sangat kuat Yaitu dari unsur agama dan Tradisi Jawa. Dalam falsafah Jawa "Nek dijiwit keroso loro yo ojok njiwit" Terjemahan ke bahasa Indonesia : "Kalau dicubit terasa sakit ya jangan mencubit" dari falsafah ini mengajarkan kepada Kita jangan menyakiti sesama dan harus ingat kepada diri Kita dan orang lain.
Selain pengaruh falsafah tersebut masih banyak lagi satu diantaranya ialah Puasa (cara Puasa orang Jawa). Selain puasa dengan cara Agama Islam pada waktu-waktu tertentu Saya melakukan Puasa cara Jawa (kejawen).
"Lakukan Puasa jangan Mogok Makan"
Unjuk rasa yang yang dilakukan oleh Mahasiswa Mogok makan pada waktu dulu mengundang Perhatian Masyarakat indonesia sendiri (termasuk Saya) juga perhatian Dunia. Dari menariknya acara yang dilakukan oleh Para Mahasiswa ini timbulah Fikiran Saya yaitu Kita sebagai Bangsa Indonesia yang ber-"Ketuhanan yang Maha Esa" hendaknya Kita punya Kepribadian dan punya cara Sendiri terhadap Unjuk Rasa Mogok Makan ini yaitu dengan cara berpuasa memohon kepada Tuhan sesuai tujuan protes yang Kita inginkan terhadap Pemerintah atau pimpinan, supaya dikabulkan sesuai dengan tujuan dan keinginan.
Yang Kita dapatkan disini bukan hanya lapar dan dahaga,akan tetapi mengandung kekuatan Spiritual,apalagi kalau jumlahnya banyak dan mencukupi akan menggerakkan kekuatan Tuhan yaitu doa dan keinginan Kita diterima,tentu akan merupakan kekuatan sangat dahsyat,karena kekuatan itu kekuatan Tuhan Sang Maha Pencipta.
Cara puasa ini yang sesuai ialah puasa cara Jawa yaitu ada yang selama tiga hari tiga malam tidak makan dan tidak minum bahkan ada yang tidak tidur selama puasa ini. Dalam perhitungan Primbon Jawa sebaiknya puasa ini dipilih jumlah Hari dan pasaran 40 (empat puluh) selama tiga hari,contoh yang umum dan banyak dikenal oleh orang Jawa puasa dimulai hari Hanggoro kasih yaitu Selasa Kliwon selanjutnya hari Rabu Legi dan yang terakhir Kamis Pahing. Karena pada hari tersebut merupakan hari-hari yang istimewah. Jika memohon seuatu kepada Tuhan akan cepat dikabulkan dan untuk orang Jawa sendiri biasanya untuk melakukan puasa memohon ilmu kepada Tuhan bisa juga untuk mengasah ilmu ( mempertajam Ilmu ) dalam satu bulan bisa ada empat kali jumlah hari dan pasaran yang berjumlah 40( empat puluh).
Untuk puasa Cara Jawa ini mungkin bagi Mahasiswa banyak yang keberatan,tapi untuk yang punya niat Mogok Makan Saya rasa tidak berat dan sebiknya Berpuasa Saja dengan Cara Jawa dari semangat anda kemungkinan besar yang Anda lakukan merupakan Pancaran Hati Nurani Yang Tulus dan bisa menghasilkan kekuatan Spiritual yang Dahsyat dan kekuatan Spiritual ini tidak akan susut tetap tersimpan dan berkumpul menjadi satu dengan yang lain pada tujuan yang sama sehingga dapat bergerak mengubah keadaan pada dunia materi yaitu pada alam kenyataan,disinilah doa dan laku telah dikabulkan oleh Tuhan dan menjadi Kenyataan.
Untuk melakukan Puasa ini sangat baik juga kalau dilakukan oleh berbagai latar belakang Agama dan kepercayaan,untuk cara puasa menurut kemampuan dan cara masing-masing asal dengan hati yang tulus,Kita hidup Berbangsa dan Bertanah air Indonesia. Adakah yang Kita berikan untuk Bangsa dan Negara kita? Atau sebaliknya kita malah merongrong Negara Kita. Maka Kita sebagai rakyat Puasa untuk Tujuan Menegakkan Kebenaran mungkin inilah salah satu yang dapat Kita berikan. Dalam soal ini Saya sangat mendukung dan ingin Melakukan juga "Unjuk Rasa" yaitu dengan cara Puasa bersama dan yang tepat ialah "unjuk Puasa bersama."
Sing salah Seleh....(terjemahan bahasa Indonesia : yang Salah akan Kalah) itu yang sering Saya dengar jika ada persoalan yang ada hubungannya dengan kebenaran pada lingkungan,yaitu orang-orang jika mendengar atau melihat orang yang Memutar balik Fakta. Disini sebenarnaya secara tidak langsung menyerahkan persoalan-nya kepada Tuhan agar Kebenaran ditegakkan untuk mengungkapkan sendiri Kebenaran-nya.
Kita percaya Kebenaran merupakan kekuatan dan akan menyatakan sendiri Kebenaran itu walau tertunda karena ada yang Memutar balik Fakta dan Kebenaran akan Datang dengan kekuatan yang Dahsyat. Jika disertai laku dan berpuasa bertambah cepat kebenaran untuk menyatakan dirinya.
Keadaan sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk Kita melakukan Puasa bersama-sama,karena Kebenaran diabaikan dan banyak orang-orang penting memutar balik Fakta disinilah Moral Bangsa Kita sudah Rusak,hanya sedikit jumlahnya orang yang jujur dan melakukan tindak laku yang benar.
Ada pepatah Jawa "Saiki jaman Edan nek gak edan gak keduman" (terjemahan bahasa Indonesia : "Sekarang jaman Gila kalau tidak Gila tidak kebagian."). Falsafah ini bersumber dari ramalan akan adanya jaman edan yaitu kalau tidak salah ramalan Prabu Joyoboyo.
Ada juga falsafah yang timbul dari sulitnya perekonomian "mencari rejeki yang Haram saja sulit apalagi mencari rejeki yang Khalal". Anggapan dari kedua Falsafah ini bisa memacu Cara orang mencari rejeki dengan cara melangar Hukum,karena dapat Mensugesti diri orang,kalau Pejabat akan korupsi karena tidak mau ketinggalan. Kalau Rakyat akan mencuri dan banyak lagi cara-cara yang menyimpang dari Aturan dan Hukum-hukum Agama dan hukum-hukum Negara. Sebaiknya diri Kita...,Kita amankan dari falsafah ini dan tidak akan tersentuh falsah yang tidak baik ini.
Tempat-tempat berpuasa yang baik menurut Saya ialah tempat-tempat Keramat dan tempat-tempat Penting. tempat Keramat misalnya di Jawa Timur ada tiga tempat bersejarah yaitu di kota Surabaya "Tuguh Pahlawan",di kota Mojokerto "Trowulan,Kerajan Majapahit",dikota Blitar "Pesarehan Bapak Presiden Pertama kali yaitu Bapak Presiden Ir.Soekarno" almarhum
Ada lagi yang saya anggap Keramat yaitu Di kota Jakarta,tempat dimana Proklamasi Kemerdekan Republik Indonesia di Kumandangkan oleh dua orang Proklamator Soekarno-Hatta. Walau tempatnya sekarang berobah total tidak seperti dulu,dan untuk daerah-daerah lain dimana tempat Anda tinggal tentu tahu tempat-tempat Keramat ditempat Anda. Sedangkan tempat-tempat penting yaitu tempat dimana yang pernah dan sering diadakan unjuk rasa terutama di gedung MPR dan Istana Negara.
NB :
- Andai Saya mampu mengumpulkan orang untuk Tirakat dan Puasa, akan Saya lakukan, sebenarnya menurut keadan sekarang ini sudah waktunya, supaya Kebenaran Menyatakan Dirinya.
- Orang-orang yang memanipulasi kebenaran supaya mendapatkan hukuman dari Tuhan secara langsung dan terkikis habis orang-orang yang memanipulasi Kebenaran. Hal ini bukan berarti habis meninggal dunia,akan tetapi dengan Hukuman secara langsung dari Tuhan akan menyadari kesalahannya dan tidak akan melakukan kesalahan lagi.
- Akan memperbaiki perilaku berikutnya,supaya menjaga dirinya tidak melakukan lagi Kesalahan,contoh tidak akan melakukan lagi pelanggaran pada Tatanan hukum Agama dan hukum-hukum negara,dan "selalu ingat kalau Tuhan Maha Tahu"
- Bagi orang-orang besar godaan-nya juga sangat besar dan mudah mudahan Anda tidak mencuri kekayaan negara dan tidak manipulasi kebenaran. Karena Kebenaran tidak lama lagi mengambil alih keadaan. Yang bersalah tidak akan lolos dari hukum alam.
- Kita Rakyat kecil supaya berhati-hati tidak mencuri,tidak menipu yaitu Kita harus selalu berhati-hati dalam hidup ini supaya berjalan sesuai dengan Aturan dan Hukum Negara dan Agama yaitu tidak akan melanggar Hukum.
- Kebenaran sebenarnya Selaras dengan Hukum "Alam" yaitu "Selarasnya Hehidupan yang Harmonis"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya sangat Gembira dan ber-terimakasih atas Perhatian Anda,kritik dan saran Anda...Kami perlukan demi kemajuan Kita bersama dan Terimakasih.